Rabu, 03 Juni 2009

ENAMEL

Iklan atau reklame adalah pesan persuasif kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan melalui suatu media. Iklan juga merupakan jenis komunikasi yang memanipulasi fungsi utopis dan khayal dengan idiom-idiom tertentu yang mengekploitasi nilai guna dasar manusia, sekaligus menjadi status pencitraan bagi konsumen yang menganutnya.
Beriklan juga dianggap sebagai ujung tombak dalam menginformasikan pesan melalui pendekatan bahasa visual sekaligus berperan sebagai elemen yang mampu merekfleksikan semangat zamannya.

Kehadiran iklan enamel pada paruh akhir abad XIX menjadi bagian dari perubahan sektor perekonomian sekaligus seni visual yang terjadi pada masyarakat secara global.

APA ITU ENAMEL?

Istilah ‘enamel’ adalah suatu teknik dekorasi yang meleburkan (to smelt) bubuk kaca diatas lempengan besi-baja bermutu tinggi pada sebuah oven dengan temperatur tinggi. Bubuk tersebut kemudian mengurai hingga menyatu dan menjadi keras. Iklan enamel memiliki ketebalan 2-3 milimeter, dengan karakteristik warna yang sangat kuat serta tahan lama. Pada banyak iklan enamel, warna pada desain ditandai dengan adanya tekstur yang menonjol dan jika dipegang atau diraba akan terasa pembedaan warnanya.  

S E J A R A H

Adalah pria Inggris bernama Benjamin Baugh yang pada tahun 1889 mendirikan perusahaan pertama pembuat papan enamel bernama “Patent Enamel Company Limited” di Inggris. Ia memprakarsai teknik enamel lempengan besi untuk menjadikannya sebagai media beriklan dari produk-produk industri yang banyak muncul saat itu. 

 Awal kehadiran enamel memang masih sangat terbatas bahkan termarjinalkan secara konteks peradabannya, hal ini terjadi karena bahan baku serta proses pembuatan yang rumit membuatnya tidak banyak dilirik sebagai jenis usaha yang mudah dikeluti. Terjadinya revolusi industri yang dinamis, menuntut perbaikan media komunikasi agar dapat mendorong tumbuh kembangnya industri tersebut. 

Proses enamel Kemudian diaplikasikan untuk membuat lempengan iklan karena dianggap dapat menjawab tantangan akan keawetan serta kekuatan beriklan modern, dalam hal ini media iklan luar ruang. Selain juga karena pada saat itu produk-produk masih sedikit jenisnya atau belum terjadi kompetisi produk sejenis, hingga keawetan dan kekuatan iklan enamel dibuat agar dapat bertahan lama tanpa harus mempertimbankan kebaruan desain.

P E M B U A T A N   E N A M E L

Menurut seorang kolektor enamel, Hermanu, iklan enamel memang lahir pada masa ejaan kuno itu masih digunakan, yaitu era 1930-an. Saat itu enamel digunakan untuk berpromosi, khususnya di luar ruangan. Sayang, iklan ini hanya bertahan selama dua dekade. 

"Ada peralihan setelah Perang Dunia II berakhir, yaitu pada pemilihan media berpromosi. Para pengiklan lebih banyak memilih majalah, koran, dan almanak untuk memperkenalkan produknya," ujar Hermanu. 

Pembuatan iklan enamel harus dilakukan secara khusus, diawali dengan pengaplikasian desain menjadi stensil (alat merekam) atau screen per-warna (disesuaikan oleh desain) kemudian disablon ke lempengan besi dengan penggunaan cat bakar atau cat khusus enamel (berbentuk butiran atau cairan) dan dipanaskan dengan temperatur tinggi antara 760°C - 850°CProses sablon dan pemanasan dilakukan berulang-ulang menurut desain (warna) yang ingin dihasilkan, diawali dari warna cerah / kuat karena paling banyak menerima pembakaran dan diakhiri dengan warna lembut untuk menghindari warna akan pudar atau hilang . 

Enamel membutuhkan selembar pelat besi atau baja dengan ketebalan 2-3 milimeter sebagai bahan dasar. Semakin besar ukuran enamel, semakin tebal pula bahan pelatnya. Pembuatan sebuah enamel setidaknya membutuhkan waktu dua hari atau lebih. Padahal, semakin banyak lokasi promosi, kebutuhan enamel tentu meningkat. Bisa jadi, proses persiapan enamel ini memerlukan waktu hingga berbulan-bulan lamanya.  

B E N T U K   E N A M E L

Selain pesegi panjang, juga terdapat iklan enamel beraneka bentuk seperti lingkaran, segi tiga, kombinasi berbagai bentuk dan bahkan dibentuk sesuai dengan ciri khas produk yang diiklankan. 

I S T I L A H     E N A M E L

Di beberapa negara yang memiliki pengalaman dengan iklan enamel, memiliki sebutan bagi jenis iklan ini. Antara lain:
 -Di benua Eropa dan benua Amerika disebut porcelain enamel advertising signs; -Di Perancis disebut plaqué emailleé; 
  -Di Denmark disebut emaljeskilt; 
 -Di Jerman disebut emailschild; 
 -Di Belanda dan Belgia disebut emaille reclamebord; 
 -Di United Kingdom atau Kerajaan Inggris disebut enamel advertising sign; 
 -Di Amerika Serikat disebut porcelain sign; 
 -DIndonesia disebut iklan enamel, papan reklame atau disebut enamel saja.

P E R K E M B A N G A N     E N A M E L

Belanda, Inggris, Belgia, Perancis dan Jerman menjadi pusat produksi iklan enamel yang banyak menyelesaikan pesanan dari Asia hingga Amerika. Keberadaan iklan enamel di Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh Belanda yang saat itu menjadi pemegang otoriatas pemerintahan di tanah jajahannya tersebut. Begitu juga ketika Jepang yang kemudian menjajah Indonesia, iklan enamel didatangkan dari Jepang yang saat itu telah berhasil mengadopsi teknik pembuatan Enamel dari Eropa.

Ledakan enamel ditandai dengan ekspansi atau pengembangan industri berskala besar. Kereta api yang menjadi public transportation sekaligus digunakan untuk menempel iklan enamel pada sisi-sisi badannya. Iklan enamel pada akhirnya dipasang pada dinding-dinding bangunan besar, sudut toko, stasiun kereta api dan pada tiang-tiang yang berada di jalan raya atau pusat kota. 

Penempatan iklan-iklan enamel umumnya dilakukan di beberapa kota besar di Hindia pada beberapa wilayah dan sektor perdagangan utama seperti ‘Weltevreden’ di Batavia (kini Jakarta), ‘Bojong Raya’ di Semarang, ‘Malioboro’ di Yogyakarta, ‘Tunjungan’ di Surabaya, ‘Braga’ di Bandung. 
Iklan enamel dengan penempatan pada tiang dilakukan untuk mengoptimalisasi ruang karena memiliki dua sisi atau bolak-balik, umumnya tiap sisi memiliki kesamaan bentuk visual, namun tak jarang jenis produk yang diiklankan tiap sisinya berbeda satu sama lain.
Perkembangan selanjutnya adalah munculnya gagasan-gagasan baru dalam membuat alternatif iklan berbahan dasar enamel, seperti pada kemasan produk makanan (packaging), asbak, nampan atau baki, sandaran tempat duduk, sandaran kalender, sandaran memo, jam, giant thermometer dan sebagainya yang dibuat dengan desain yang menarik.

CONTOH  ENAMEL










GAYA DESAIN PADA ENAMEL

Gaya desain yang digunakan pada kebanyakan enamel adalah daya ART DECO, KONSTRUKTIVISME, dan GAYA DESAIN INDIES.
Ini dikarenakan gaya desain yang berkembang pada tahun 1930an dimana pada era itu juga enamel berkembang.

P E R K E M B A N G A N   E N A M E L   D I   I N DO N E S I A

Indonesia yang kala itu menjadi daerah koloni Belanda menjadi pasar tersendiri untuk dikembangkan sektor industrinya oleh pemerintah Belanda. Hasrat industrialisasi diwujudkan ketika stabilitas keamanan di Hindia mulai meningkat paska penangkapan Diponegoro dan berakhirnya gejolak tanam paksa (culture stelsel).
Tahun 1870-an diterapkan sistem ekonomi liberal di Hindia Belanda, banyak pengusaha asing berdatangan dan menanamkan modal untuk memperluas jaringan niagannya. Industrialisasi massal modern juga mulai dibangun dengan mendatangkan mesin-mesin berat dari Eropa.
Dibangunnya berbagai infrastruktur seperti pasar, toko-toko, bank, gedung-gedung perkantoran hingga transportasi menandai peradaban baru wilayah perkotaan sekaligus membawa perubahan dari segi perekonomian yang memungkinkan penduduk baik pendatang dan pribumi menengah atas untuk berniaga.

Hal tersebut membawa dampak pada persaingan perdagangan antar berbagai produk dan jasa yang dihadirkan, maka dibutuhkan media komunikasi persuasif yang meluas dan efektif berupa iklan.
Produk industri Eropa yang hadir di Hindia dengan menggunakan iklan enamel sebagai wahana promosi, karena saat itu di negeri asal barang atau jasa yang ditawarkan tersebut telah banyak menggunakan lempengan enamel untuk beriklan.
Oleh karenanya awal kehadiran iklan enamel di Hindia sangat tampak budaya dan idiom barat. Iklan enamel didominasi oleh pesan penawaran produk-produk asal Belanda.
Hal ini karena awalnya produk-produk yang dipromosikan tersebut ditujukan bagi pangsa pasar masyarakat Belanda dan Eropa yang banyak menjadi masyarakat pendatang terutama di kota-kota besar Hindia. 

Kehadiran pendatang dari kalangan Eropa mulai marak terutama sejak dibukanya terusan Suez (1870) yang memudahkan pelancong untuk datang dan pergi dari Hindia.
Produk-produk industri barat diimport ke Indonesia awalnya memang untuk memenuhi kebutuhan orang Belanda saja, namun kemudian juga menyentuh masyarakat luas, selain penduduk Cina dan Arab, penduduk pribumi menengah atas kemudian juga menerima masuknya produk-produk tersebut sebagai bagian dari modernitas secara global yang terjadi saat itu.
Beberapa iklan enamel dari produk-produk industri barat kemudian banyak yang menggabungkan bahkan menggunakan impresi selera lokal untuk lebih mendekatkan dengan konsumen pribumi. Momen ini dianggap sebagai simbolisasi pengukuhan kemakmuran dan moderintas dan menjadi obsesi tersendiri bagi masyarakat pribumi. 

Adanya diferensiasi pekerjaan secara umum membuat masyarakat pribumi dapat terlibat dalam pengembangan serta pemanfaatan industri modern. Pendirian industri yang melibatkan pengusaha pribumi sebagai pemilik perusahaan bermunculan, bahkan beberapa diantaranya juga mengiklankan produk mereka dengan iklan enamel yang menggunakan idiom khas lokal.
Adanya keterlibatan industri berbagai jenis oleh masyarakat, meningkatkan ketersediaan sumber dana dan peningkatan kemampuan daya beli. Kejadian tersebut pada akhirnya menciptakan golongan masyarakat konsumtif baru di kota-kota besar
Terbentuknya budaya konsumtif modernis yang terdokumentasi dari berbagai varian iklan enamel, menjadi bukti adanya perubahan pola masyarakat pribumi yang awalnya berhaluan feodal tradisional bergeser menjadi masyarakat modern. Kesejahteraan dan meningkatnya status seseorang kemudian menuntut gaya hidup baru antara lain berupa penggunaan bahasa, cara berpakaian, cara makan, kelengkapan alat perabotan rumah tangga, kelengkapan jasa, kesenian, dan sebagainya.

A G E N I K L A N   E N A M E L

Jika pengorganisasian iklan enamel di eropa tergolong sangat baik yakni dengan adanya tanggung jawab perusahaan pembuatan iklan dalam pendistribusian atau pemasangan serta perawatan berkala iklan-iklan enamel, maka tidak demikian yang terjadi di hindia belanda. Teknologi dan seluruh kelengkapan pembutan iklan enamel yang beredar di hindia dibuat di eropa, hal tersebut terjadi karena tidak mencukupinya sumber daya manusia yang menguasai teknik pembuatan enamel yang rumit dan menuntut kecakapan tinggi dalam pengerjaannya. Maka jika pengiklan ingin memesan iklan enamel biasa mendatangi agen atau cabang perusahaan pembuatan enamel dari eropa yang banyak didirikan di kota-kota besar. Agen tersebut biasa melayani pemesanan sekaligus membuatkan desainnya, kemudian mengirimkan desain yang disepakati untuk dibuat di perusahaan mereka di eropa.
Beberapa perusahaan pembuatan enamel asal belanda yang beroperasi di hindia seperti langcat bussum, ‘T raedhuys amsterdam, posta amsterdam, verenigde blik fabrieken amsterdam verblifa. Semua perusahaan tersebut sudah tidak lagi beroperasi.Proses pemesanan via agen ini membutuhkan biaya serta pengiriman melalui transportasi laut yang tidak murah serta memakan waktu lama, beberapa sumber menyebutkan perlu waktu berbulan-bulan untuk pemesanan hingga kemudian dapat disebarkan di berbagai wilayah di nusantara.Tidak adanya perusahaan pembuatan iklan enamel untuk memenuhi ketersediaan di hindia dirasa tidak begitu bermasalah, sebab saat itu produk-produk yang beredar masih sedikit jenisnya, atau beberapa diantaranya telah memiliki segmentasi pasar yang kuat sehingga memudahkan perhitungan pembuatan dan penyebaran Iklan. 
Beberapa perusahaan memilih iklan enamel sebagai media beriklan mereka karena kuat dan tahan terhadap segala kondisi cuaca, maka iklan jenis ini sangat cocok diaplikasikan di negara tropis yang memiliki ketidakteraturan cuaca seperti indonesia. 

B E R A K H I R N Y A   K E J A Y A A N   I K L A N   E N A M E L

Berakhirnya perang dunia II, membawa perubahan baru dari sektor perekonomian terutama dari sektor industrinya. Keterpurukan industri di eropa yang biasa mensuplay kebutuhan di banyak negara akibat perang memunculkan amerika serikat sebagai pemain tunggal yang mampu menghasilkan produk-produk inovatif yang modern. Perusahaan-perusahaan pembuatan enamel eropa yang sebelumnya menjadi pemasok iklan enamel ke berbagai negara menjadi lesu bahkan beberapa diantara bangkrut karena sepi orderan sebagai akibat dari macetnya produksi industri eropa. Namun yang menjadi pokok permasalahan mengapa industri iklan enamel diseluruh dunia berakhir tahun 1965-an lebih disebabkan karena munculnya teknologi cetak baru yang memudahkan penggarapan iklan dengan mesin cetak seperti poster, iklan koran, leafleat, brosure dan lainnya. -Teknologi cetak membuat produksi iklan dirasa lebih cepat, mudah, murah dan terbarukan sesuai dengan kebutuhan penetrasi komunikasi visual bagi masyarakatnya. 

Iklan enamel hadir sebagai bagian dari fenomena media komunikasi di dunia periklanan yang dibuat dengan teknik reproduksi yang rumit serta memiliki ciri khas yang membedakannya dengan media iklan lain. Faktor visual yang mempengaruhi isi pesan dalam khasanah perkembangan iklan enamel di indonesia, berkembang seiring dengan kemajuan terutama di bidang perekonomian, sekaligus sebagai usaha penetrasi dengan idiom - idiom yang sesuai dengan target pasarnya.Diselenggarakannya industrialisasi modern di indonesia pada tahun 1870, berpengaruh pada pendirian industri berskala besar serta masuknya produk-produk industri modern dari eropa. Adanya peningkatan perekonomian juga membuka kegiatan perdagangan bagi masyarakat pribumi, hal tersebut kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan stratanisasi sosial kemasyarakatan di hindia yang awalnya menganut paham feodal tradisional yang kental, bergeser menjadi masyarakat modern yang konsumtif.  
Adanya peningkatan perekonomian juga membuka kegiatan perdagangan bagi masyarakat pribumi, hal tersebut kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan stratanisasi sosial kemasyarakatan di hindia yang awalnya menganut paham feodal tradisional yang kental, bergeser menjadi masyarakat modern yang konsumtif. Puncaknya adalah dengan adanya pendidikan modern barat (politik etis) memegang peranan penting pada perubahan pola masyarakat di hindia, khususnya bagi para priyayi terpelajar yang kemudian menjadi agen of change penerapan gaya hidup barat khususnya di jawa, mereka sekaligus menjadi role model bagi kelompok sosial masyarakat baru.Desain adalah produk kebudayaan hasil dari dinamika sosial, teknologi, ekonomi, kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai tangible (berwujud-pen) dan intangible (tidak berwujud-pen) yang ada di masyarakat dalam kurun waktu tertentu.  
Dengan demikian iklan enamel merefleksikan kehidupan sosial atau artefak sosial dalam ruang lingkup Desain Komunikasi Visual dimana unsur-unsur visual dalam iklan enamel adalah cermin dari relasi dan interaksi makna serta nilai-nilai dalam suatu sistem sosial kemasyarakatan.

Selasa, 31 Maret 2009

Pameran Jakarta Binnale

Apa itu Jakarta Biennale (JB)? Pertanyaan ini mengkin terasa aneh untuk sebagian orang, tapi sesungguhnya wajar saja. Karena, meski telah berlangsung uluhan tahun dan dikenal dikalangan pelaku dan pecinta seni- semenjak pameran pertama dengan nama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia yang bertempat di PKJ TIM(1968), Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, kompleks kegiatan yang dibagun atas rekarsa Gubernur DKI Ali Sakidin, menjdai Beinnale Seni Rupa pada tahun 1993, danterakhir diselenggarakan pada 2006- biennale ini samai sekarang tidak banyak dikenal oleh masyarkat umum di Jakarta.
Lantas, jika JB memang ada dan telah berlangsung selama beberapa periode, masih relevankah ia bagi public seni? Apa maknanya bagi masyarakat awam? Pertanyaan- pertanyaan inilah yang menyebabkan Dewan Kesenian Jakarta periode 2006- 2009, pada awal masa kerjany, mengundang beberapa pakar seni rup, untuk membahas situasi dan relvansi JB di masa sekarang. Hasilnya, mayoritas menyatakan bahwa tetap perlu ada satu Biennale seri rupa yang diaanggap independent, mampu mengadirkan estetik terkini, serta bebas dari kepentingan komersial dan aris kecenderuang pasar, sehingga dapat menjadi barometer perkembangan seni rupa.
Berdasarkan pertemuan tersebutm komite seni rupa DKJ mencoba menghadirkan JB’09 dengan proses yang berbeda.
Tema ARENA merupakan rumusan dari para anggota dewan. Oleh karena itu pula biennale ii dimulai dengan beberapa kegiatan seni yang menghampiri masyarakat melaluli Zona Pemahaman dan Zona Pertarungan, dimana karya para seniman, hasil kolaborasi antara praktisi antardisiplin seni (arsitek, desainer grafis, fotografer, dll), dan mahasiswa dihadirkan di ruang publiik seperti pusat pembelanjaan sampai pada tembok, papan reklame, dan taman. Sebuah terobosan baru yang tidak terlihat dalam JB sebelumnya.
JB’09 ARENA juga menghadirkan pameran yang bertempat di Galeri Nasional dan Grand Indonesia melalui Zona Cair dengan materi karya senian konteporer dari berbagai Negara; sebuah pameran yang berskala internasional, yang membantu kita mengenal kebudayaan bangsa lain; dan secara lebih khusus lagi, melihat bagaimana perkembangan seni rupa dunia bias diperbandingakan dengan karya- kerya seniman tanah air.

Zona Pemahaman

Penyelenggaraan JB’09 kali ini bias jadi terkesan ttidak umum dari penyelenggaraan Biennale pada masa sebelum- sebelumnya, bukan hanya karena pendekatan tematik ARENA (subjek Jakarta sebagai ruang adu atau pertempuran berbagai kepentingan posisi public yang semakin terpinggirkan, serta respon seniman melihat problem tersebut) berskala internasional (mengundang seniman- seniman dari Asia Tenggara ataupun seniman- seniman internasional yang pernah “menetap” di Asia Tenggara). Tetapi juga menyangkut pilihan strategi komunikasi yang ditempuh oleh pihak penyelenggara JB’09 sendiri. Ada pergeseran paradigma dalam meihat substansi penyelenggaraan JB’09 kali ini. Melalui serangkaian kegiatan di zona pemahaman ini, mulai dari pameran foto “ruang pertempuran” sastra di ruang kota, lokakrya tai dengan tema urban (kencan tari), pementasan musik tradisi bagurau saluang dendang, serta pemutaran ksi asia tenggara di Jakarta internasional film festival 2008, dan kegiatan talk show baik di radio maupun televisi diharapkan muncul pemahan baru tentang siituasii yang ada.


Zona Pertarungan

Program zona pertarungan terdiri atas tiga bagian, yaitu lokakarya khas-lahan (site-spesific), lokakarya billboard, dan pameran khusus karya- karya pilihan dari Jakarta 32oc. Program ini bertujuan untuk menanggapi keberadaan ruang public Jakarta angsemakin terbatas. Mengkaji ulang ruang, memori, serta mnciptakan ruang baru; yang tak hanya berarti ruang fisik namun juga ruang gagasan yang kontekstual.
Lokakarya seni public menanggapi berbagai permasalahan di situs ruang public tertentu memlalui beragam medium karya dan lokakarya billboard melaluli medium papan reklame. Peserta yang diundang adalah para seniman, pembuat video, penulis, fotografer, dan desainer grafis, yang berdiskusi secara intens.
Dalam lokakarya para peserta saling mengkritik, berdebat,d an memberi masukan. Berbagai gagasan terbantuk secara alami. Milik siapa sebuah gagasan awal tidak penting. Karena sebuah lokakarya tentang ruang public perlu menciptakan ruang publiknya terlebih dahulu, melalui rangkaian diskusi yang panas sekaligus menyegarkan seperti itu.
Karya- karya perserta lokakarya memiliki sejumlah kecenderungan, yaitu menghibur kejenuhan menunggu, memperingatkan public akan marabahaya, mengadakan acara public, mempertegas keberadaan dari ruang sementara, membuka ingatan atas sejarah, menggunakan fasilitas propaganda dan iklan untuk berdialog dengan public dan ruangnyam juga menghubungkan pencitraan, ruang, dan public, yang selama ini terlupakan.
Berbagai karya tersebut terdiri atas beragam medium, seperti mural, poster, kaos, selebaran, objek, instansim teks, acara, penggunaan papan reklame sebagai karya seni, proyek fotografi, hingga pemutaran sebuah fil. Karya- karya itu disebar di sejumlah ruang public. Beberapa telah selesai dilakukan, beberapa diharapkan akan bertahan lama dan seluruh dokumentasi karya dan proses lokakarya tersebut dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia.
Selain itu, Zona pertarungan memamerkan kembali karya- karya terbaik dari Jakarta 32oc tahun 2004, 2006, dan 2008, di senayan city, Jakarta pusat, pada 1-7 februari 2009. ini merupakan pameran karya visual bautan mahasiswa akarta dari berbagai disiplin ilmu.

Melalui seluruh proses penciptaan ruang baru tersebut, baik ruang fisik maupun ruang gagasan yang kontekstual, program zona pertarungan hadir di ruang public.


ZONA CAIR


Pameran zona cair (Fluid Zone) disajika sebagai upaya untuk menawarkan pemataan baru tentang praktek seni rupa kontemporer di wilayah asia tenggara. Suatu ‘wilayah’ (region), dalam pengertiannya yang konvensional, merujuk pada cakupan geografis yang digunakan untuk mengidentifikasi unit spasial yang spesifik di muka bumi asia tenggara. Dalam hal ini, adalah lokasi geografis yang lebih sempit daripada ‘Asia’, namun lebih luas daripada cakupan beragam ‘negara- bangsa’ yang ada di dalamnya.
Dinamika senirupa kontemporer selalu merupakan gaung yang dipantulkan oleh perubahan social, ekonomi, dan poitik dalam tataran yang lebih besar. Ekspresi seni rupa koontemporer di Asia Tenggara berhubungan dengan status Asia Tenggara sebagai wilayah budaya yang “baru”, yang muncul setelah moderinisasi abad ke-20. di satu sisi, ia tidak bias dilihat sebagai fenomena yang terpisah denga perkembangan seni rupa di Eropa dan Amerika, baik secar patron colonial Aia Tenggara di masa silam, maupun acuan untuk melihat perkembangan seni rupa pasca- globalisasi.


karya - karya yang di pamerkan pada pameran Jakarta Binnale.

































Minggu, 29 Maret 2009

Resensi Film Modren Times

Modern Times adalah film komedi tahun 1936 yang dibintangi oleh Charles (Charlie) Chaplin yang ikonik dengan tokoh “Little Tramp” pada film tersebut. Film ini berkisah tentang seorang buruh yang berjuang untuk hidup di era modern yang sudah banyak menggunakan tenaga-tenaga mesin (dunia industri) dibanding tenaga manusia. Film ini sebagai wujud argumentasi dari keadaan depresi para pekerja dan kondisi keuangan yang dihadapi banyak orang akibat krisis besar. Kondisi dan keadaan pada film ini ditarik dari sudut pandang Chaplin sebagain gambaran dari industrialisasi modern.
Pada film ini, Charles Chaplin berperan sebagai seorang buruh pabrik yang bekerja tanpa istirahat. Beberapa usaha dijalaninya untuk bias bekerja dan menghasilkan pendapatan hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang gadis yatim piatu (Gamine) yang menjadi buronan polisi karena sering mencuri makanan. Bersama sang gadis, Chaplin kemudian menjalani hidupnya yang sederhana, dengan tetap mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Pada akhirnya, mereka tetap bersama menempuh hidup menuju harapan yang cerah
Modern Times diakui Chaplin sebagai salah satu prestasi dan menjadi salah satu film yang paling populer. Ini adalah film pertama dari Chaplin yang secara terang-terangan menggarap politik sebagai tema dan memberi gambaran tentang kondisi masyarakat yang sesungguhnya pada masa itu.

Futurism

Futurism adalah aliran seni di Italia didirikan tahun 1909 oleh Filippo Marinetti,seorang sastrawan. Gerakan ini mendapat inspirasi dari kehidupan yang berubah menjadi modern berkat teknologi mesin yang mengahasilkan unsur gerak dan kecepatan sebagai unsur yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di awal abad ke 20. Tokoh futurisme dalam seni sastra selain Marinetti adalah Giacomo Balla, Ardengo soffici dan Stephane Mallarme.

Hal utama dalam futurisme adalah bagaimana menangkap unsur gerak dan kecepatan dalam lukisan : “….the futurist developed the concept of dynamism’, the representation of humanity or machines in action…” (Duro, 1994:135). Futurisme memanfaatkan prinsip aneka tampak (multiple viewpoint) yang dikembangkan kubisme selain juga mempengaruhi de stijl.Futurisme adalah aliran seni yang mendukung perkembangan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam desain. Artinya, dalam futurisme huruf tidak hanya diperlakukan sebagai tanda bunyi tetapi juga sebagai lambang rupa untuk menyampaikan suatu makna.

Hal ini disebabkan karena banyak penyair-penyair futurisme yang memanfaatkan tipografi sebagai bagian dari ungkapan perasaan dalam berpuisi.

Futurism, seni yang muncul pada awal abad 20-an yang menolak semua tradisi dan sebaliknya berusaha untuk menitikberatkan pada gaya hidup modern, dengan dua tema dominanya, mesin dan gerakan. Prinsip dari seni futurism ini dimulai oleh penyair Filipina bernama Filippo Tommaso Marinetti pada tahun 1909. Pada tahun- tahun berikutnya, para seniman Italia, Giacomo Balla, Umberto Boccioni, Carlo Carrà, Luigi Russolo, dan Gino Severini signed the Technical Manifesto of Futurist Painting. Futurism ditandai dengan mencoba melukiskan gerakan sesuatu secara berturut- turut dengan posisi yang berbeda. Contohnya adalah karya Severini yang berjudul Dynamic Hieroglyphic of the Bal Tabarin (1912, Museum of Modern Art, New York City) dan Armored Train (1915, Collection Richard S. Zeisler, New York City).Walaupun seni futurism tidak berlangsung lama, hanya sampai pada tahun 1914-an, pengaruhnya masih dapat dilihat dalam lukisan Marcel Duchamp, Fernand Léger, dan Robert Delaunay di Paris and arsitektur di Russia.

contoh Futurisme






Konstruktivism

Konstruktivisme pertama kali diperkenalkan di Russia pada tahun 1913 ketika pemahat berkebangsaan Rusia, Vladimir Tatlin dalam perjalanannya menuju Paris menemukan hasil hasil kerja Picasso dan Braque.

Ketika Tatlin kembali ke Rusia, dia mulai memahat sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapi dia menelantarkan referensi apapun untuk bentuk subjek atau tema yang teliti. Hasil karya ini menandai munculnya Konstruktivisme. Nama Konstruktivisme tidak menjelaskan pergerakan yang detil tetapi lebih merupakan sebuah trend dalam bidang lukisan, pahat, dan khususnya gabungan para seniman dan seni-seni mereka dengan produksi mesin, arsitektur, dan seni terapan.

Seni Konstruktivisme lebih mengarah ke optimistic, konstruksi relief yang tidak representational, pahatan, kinetic dan lukisan.

Para senimannya tidak percaya pada ide yang abstrak, mereka lebih suka menghubungkan seni dengan ide yang konkrit dan jelas.

Pergerakan awal era modern sekitar perang dunia I, bersifat idealistis, mencari jenis seni dan arsitektur baru yang berhubungan dengan masalah social dan ekonomi. Mereka ingin memperbaharui ide bahwa titik puncak karya seni tidak hanya berputar sekitar “Seni Murni”. Tetapi lebih menekankan, bahwa karya seni yang paling tak ternilai dapat sering di temui dalam perbedaan halus dari “Seni terapan” dan melalui gambaran seorang pria dan mekanisasi dalam suatu rancangan aestetis.

Konstruktivisme adalah sebuah penemuan seniman baru Rusia yang diikuti oleh seluruh berbagai benua. Senimannya rata-rata terdiri dari anak muda berkebangsaan Rusia yang mencoba untuk menyatukan keseluruhan ide dari seni modern menurut cara mereka sendiri. Mereka menggambarkan seni yang kebanyakan 3 dimensional. Dan mereka juga sering menggambarkan seni yang dapat dihubungkan kepercayaan Proletar mereka. Teori Konstruktivisme diperoleh dari Suprematisme Rusia, De Stijl Belanda dan Bauhaus Jerman. Jerman merupakan tempat kegiatan Konstruktivisme terbanyak di luar Uni soviet setelah Bauhaus Walter Grophius, sebuah seni progresif dan sekolah desain yang simpatik terhadap pergerakan tersebut, sama seperti pusat2 seni lainnya dan akhirnya Amerika serikat.

Di tahun 1920 Seni Konstruktivisme dari Uni soviet, menampilkan “produksi yang lebih intelektual” di bidang yang berbeda. Gerakan ini memandang seni individual sebagai hal yang tidak berguna, jadi mereka mulai menciptakan dan mengkreasikan objek yang memiliki nilai guna, seperti : gedung, teater, poster, tekstil, perabotan, logo, menu, dll.

contoh konstruktivisme





de Stijl

Gaya yang berasal dari Belanda, de Stijl adalah suatu seni dan pergerakan desain yang dikembangkan sebuah majalah seni di Belanda yang terbit tahun1917-1931 ditemukan oleh Theo Van Doesburg. Tokoh utama de Stijl adalah Piet Mondrian. De Stijl menggunakan bentuk- bentuk geometris, menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris.
De Stijl atau dalam Bahasa Inggris the style adalah gerakan seni di sekitar tahun 1920an. Konsep ini berkembang seiring terjadinya perang dunia pertama. De Stijl merupakan pengenbangan dari Cubism- nya Picasso.
Konsep ini diwujudkan dalam pemikiran utopia, dan mewujudkan abstraksi dan keuniversalan dengan mengurangi kekayaan bentuk dan warna semaksimal mungkin. Komposisi visual disederhanakan menjadi hanya bidang dan garis horisontal dan vertikal, dengan menggunakan warna-warna primer seperti merah, biru, dan kuning di samping bantuan warna hitam dan putih. Gaya ini disebut Neo- Plastisisme.

Dalam kebanyakan karya seni, garis vertikal dan horisontal tidak secara langsung bersilangan, tetapi saling melewati satu sama lain. Hal ini bisa dilihat dari lukisan Mondrian, Rietveld Schröder House, dan Red and blue chair.
Konsep de Stijl banyak dipengaruhi filosofi matematikawan M. H. J. Schoenmaekers. Piet Mondrian, kemudian mempublikasikan manifes seni mereka Neo-Plasticism pada tahun 1920, meskipun istilah ini sebenarnya sudah digunakan olehnya pada 1917 di Belanda dengan frase Nieuwe Beelding. Pelukis Theo van Doesburg kemudian mempublikasikan artikel De Stijl dari 1917 hingga 1928, menyebarkan teori-teori kelompok ini. Perupa de Stijl antara lain pematung George Vantongerloo, dan arsitek J.J.P. Oud dan Gerrit Rietveld.
Konsep de Stijl adalah abstraksi secara ideal komposisi warna dalam bentuk dua dimensi, walaupun kemudian juga menghasilkan kesan ruang. Pemanfaatannya sangat banyak di dalam interior dan arsitekrur. namun seperti yang ditulis oleh Piet Mondrian bahwa de Stijl tetaplah sebuah konsep ideal dalam dua dimensi. Meskipun Theo van Doesburg berusaha keras memperjuangkan pengaplikasiannya dalam dunia arsitektur, de Stijl tetaplah hanya menjadi bahan pertimbangan dalam pengolahan bidang-bidang warna, bukan arsitekturnya sendiri.
de Stijl meredup seiring perpecahan di antara Theo van Doesburg yang aplikatif dan Piet Mondrian yang teoritis. Hingga akhirnya majalah de Stijl terakhir kali terbit untuk mengenang kematian Theo van Doesburg.


Seniman yang terlibat dalam gerakan de Stijl : 

Piet Mondrian (1872 – 1944)
Theo van Doesburg (1883 – 1931)
Ilya Bolotowsky (1907 – 1981)
Marlow Moss (1890 – 1958)
Amédée Ozenfant (1886 – 1966)
Max Bill (1908 – 1994)
Jean Gorin (1899 – 1981)
Burgoyne Diller (1906 – 1965)
Georges Vantongerloo (1886 – 1965)
Gerrit Rietveld (1888 – 1964)
Bart van der Leck (1876 – 1958)

Contoh karya De stijl








Bauhaus

Sekolah Bauhaus Dessau ditutup pada tahun 1932 selama tahun terakhir Bauhaus dipindahkan ke kota Berlin oleh Mies Van der Rohe. Bauhaus ditutup oleh pendukungnya pada bulan April 1933 karena dituduh sebaga penganut komunis Bolshevik- dari pemerintahan Nazi Jerman. Pendesain yang berimigrasi ke Amerika antara lain : Marchel Duchamp, Piet Mondrian,Walter Gropius, Mies van der Rohe, Marcel Breuer, Lazlo Moholy-Nagy (terkenal dengan desain tipografi yang cermat), dan Herbert Bayer – kemudian mencoba mendirikan sekolah Bauhaus di Amerika namun tidak bertahan lama.Jan Tachihold juga merupakan salah satu tokoh Bauhaus yang terkenal dengan buku dasar-dasasr desain tipografi yang pada awal penerbitannya banyak mendapat kritik tajam dari pedesain Amerika karena dianggap terlalu dingin & kaku.Singkatnya, Bauhaus menciptakan metode pendidikan seni rupa, desain, kriya, arsitektur seni rupa yang terpadu serta memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern yang kemudian terkenal dengan International Style.
Karya seni lukis Bauhaus kebanyakan berbentuk kubisme dan ekspresionisme yang merupakan pengaruh dari pelukis modern Rusia bergaya konstruktivisme. Pesatnya perkembangan industri dan meningkatnya kebutuhan alat rumah tangga–seiring perubahan dari tatanan masyarakat agraris ke masyarakat industri akibat dari revolusi industri–desain produk seperti furnitur dan alat rumah tangga lain yang kebanyakan didominasi bahan metal, kulit dan kaca, mulai mendapat perhatian di Bauhaus
Eksperimen bentuk untuk produk-produk industri dikenalkan oleh tokoh muda Bauhaus, Josef Albert (1888-1976). Untuk produk furnitur, yang paling menonjol dan masih diproduksi sampai sekarang adalah karya desainer Marcel Bruer diantaranya Wassily Chair dan B32 Chair. Seni Bauhaus tetap menjadi literatur para desainer, baik dibidang furnitur, seni lukis, desain mode dan fashion sampai saat ini.


Pada awal berdirinya Bauhaus di kota Wiemar, bidang arsitektur belum mendapat perhatian khusus. Para arsitek yang terlibat dalam ‘kuil desain’ Bauhaus hanya membicarakan arsitektur pada skala cabang-cabang desain berupa desain material bangunan. Setelah kepindahan Bauhaus dari kota Wiemar ke kota Dessau 1926, baru bidang arsitektur mendapat perhatian khusus.

Hal ini mulai terlihat pada kampus baru Bauhaus di Dessau yang didesain oleh Walter Gropius dengan penampilan bangunan berbentuk kubus dengan atap datar serta a-simetris dan tanpa ornamentasi, yang sebenarnya mulai menjadi tren di Jerman waktu itu. Komponen bangunan terdiri dari pre-pabrikasi beton, beton bertulang, kaca dan metal dalam bentuk produksi massal.

Gedung Bauhaus yang baru ini terdiri dari ruang studio, bengkel seni, teater, auditorium, gymnasium, ruang dosen dan kantin serta kantor berpraktek arsitek bagi Walter Gropius. Pada 1927 baru didirikan jurusan arsitektur yaitu setahun setelah pindah ke Dessau. Ketika kepemimpinan Bauhaus beralih dari Walter Gropius ke Hannes Meyer–seorang arsitek Swiss kawakan–pada 1928 program pendidikan arsitektur lebih terfokus pada permasalah kota, yaitu berdasarkan realitas sosial yang ada dimana terjadi permintaan akan pemukiman bagi para pekerja pabrik akibat pertumbuhan industri. Sehingga arsitektur yang tampil adalah berupa bagunan sederhana, murah dan dapat dibongkar pasang, termasuk furniturnya.

Pada periode ini terdapat para pengajar bidang perkotaan antara lain Mart Stamp, Ludwig Hilberseimer dan Hannes Meyer sendiri. Dari 1930-1932 terjadi kemunduran berarti di Bauhaus yaitu pada masa kepemimpinan Ludwig Mies van der Rohe. Pada 1933 Bauhaus pindah ke kota Berlin dan ditutup pada tanggal 10 Agustus 1933 oleh pemerintahan NAZI. Tokoh-tokoh Bauhaus banyak yang berimigrasi ke Amerika Serikat termasuk Mies van der Rohe yang kembali menemukan popularitasnya di sana dengan menjadi pimpinan Illinos Institute of Technology di Chicago. Tokoh sentral Bauhaus yang tetap dikenang sampai sekarang dalam pendidikan arsitektur adalah Walter Gropius dan Hannes Meyer.

Daya tarik dan nama besar Bauhaus telah membuat Yayasan Bauhaus di Dessau kembali mendirikan sekolah yang bernama Bauhaus Kolleg pada 1999, tetapi nafasnya sangat jauh berbeda dan semangat ini lebih kepada romatisme terhadap Bauhaus. Perlu dipahami bahwa pengertian arsitektur Bauhaus tidak terbatas pada jurusan arsitektur yang ada di Bauhaus, tetapi karya-karya arsitektur yang lahir bersamaan dengan Bauhaus yaitu dari arsitek yang aktif di Deutscher Werkbund.

Arsitek-arsitek yang karyanya dianggap berideologi Bauhaus antara lain; arsitek Peter Behrens dengan karya AEG Turbin factory Assembly Hall (di Berlin 1908-1909), arsitek Hans Poelzig dengan karya Sulphuric Acid Factory (di Luban, 1911-1912), arsitek Walter Gropius, Adolf Meyer dan Edward Werner dengan karya Fagus Shoe last Factory (di Leine, 1910-1914), arsitek Erich Mendelsohn dengan karya Einstein Tower (di Postdam, 1920-1921) dan Schocken Department Store (di Stuttgart, 1926-1928), arsitek Fritz Hoger dengan karya Chile House (di Hamburg, 1922-1924), arsitek Adolf Loos dengan karya Goldman & Salalsch Building (di Vienna, 1909-1911), dan arsitek Bruno Taut dan Martin Wagner dengan karya Britz Estate (di Berlin, 1925-1927).

contoh karya Bauhaus